Majalengka – Atensinews.com.
Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 79 di Lapangan GGM Majalengka terjadi insuden kecil tapi fatal bila salah memtafsirkan pasalnya saat Paskibraka yang bertugas mengerek bendera merah putih selesai, Bendera yang dikerek tidak mencapai ujung puncak tertinggi tiang bendera dan menimbulkan sedikit kehebohan karena tidak msncapai puncak semoga tidak ditafsirkan sebagai perlambang duka yang dialami negeri pada setiap tanggal 30 september ada peristiwa berdarah atas kejadian G30S PKI, yang mengibarkan bendera tidak full.
Ketua Purna Paskibraka Indonesia atau PPI Kabupaten Majalengka, Dhany Eka Rahadian, mengungkapkan, insiden ini terjadi karena bendera merah putih yang diterima dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memiliki konstruksi yang kurang ideal dan tidak proporsional, sehingga pengerekan bendra tidak mencapai puncak tiang.
“Kami hanya berfokus agar bendera tidak putus. Ternyata kontruksi fisik bendera yang kami terima dari pusat, BPIP, sejak kami terima itu kami tidak berani untuk modifikasi apapun,” kata Dhani di Pendopo Majalengka.
Tidak hanya itu, tekanan angin yang kuat di Majalengka khususnyadi lapangan GGM juga turut menjadi penyebab utama insiden ini. Bagian kain merah dari bendera tidak mampu menahan tekanan angin kencang yang berhembus di lapangan GGM Majalengka, menyebabkan bendera putus dan melorot sedikit,” tuturnya pada media yang mewawancarai usai upacara.
Ternyata sisi kain merahnya, itu tidak kuat menahan gempuran angin Majalengka yang luar besar diatas, sehingga melorot, dan kondisi melorot sedikit ini, yang baru pertama kali terjadi selama puluhan tahun mengikuti,” lanjutnya.
Meski telah melalui gladi resik, insiden ini tidak terdeteksi sebelumnya karena bendera latihan yang digunakan berbeda dengan bendera pusaka yang dikibarkan pada saat upacara.
“Gladi resik, tapi kami menggunakan bendera latihan karena bendera latihan pusaka dikibarkan pada saat penugasan, begitu kondisinya. Jadi betul-betul, ketika kami terima dari pusat, tadi lah bendera merah putih tidak bertugas,” paparnya.
Menurut Dhany, menjelaskan pada awak media, masalah ini bukan hanya terjadi di Majalengka, melainkan juga di berbagai daerah lain yang menerima bendera dari pusat tahun ini banyak yang mengalami hal yamg sama.
” Dhany memastikan, dari sisi petugas Paskibraka, tugas pengibaran bendera telah dilaksanakan dengan sempurna sesuai dengan instruksi saat lagi latihan,” jelasnya.
“Tidak ada kesalahan dari petugas, dan insiden ini sepenuhnya disebabkan masalah teknis pada bendera,” jelasnya.
“Anak-anak Paskibraka telah melaksanakan tugas pengibaran bendera dengan baik sesuai dengan latihan,” tegasnya.
Setelah insiden, bendera yang tidak terkerek hingga puncak tiang itu kini sudah diperbaiki.
Dhany menambahkan, untuk upacara penurunan bendera di Majalengka akan menggunakan bendera yang dimiliki Pemkab Majalengka. Dhani juga tidak ingin menyalahkan pihak mana pun atas kejadian ini,” tutupnya.
Atas insiden ini peringatan HUT RI ke 79 di Majalengka menjadi sorotan di kalangan para awak media.
Dhany menambahkan, untuk upacara penurunan bendera di Majalengka akan menggunakan bendera yang dimiliki Pemkab Majalengka. Dhani juga tidak ingin menyalahkan pihak mana pun atas kejadian ini,” tutupnya.
Atas insiden ini peringatan HUT RI ke 79 di Majalengka menjadi sorotan di kalangan para awak media.
(Hatta)